Selamat datang di blog Biologi, anda akan membaca materi, mengerjakan ulangan dan melihat nilai anda

I need more advises to improve my blog. Finnally I hope u enjoy here...........

Jumat, Juli 02, 2010

CHARACTER BUILDING

Ketika Bung Karno mengucapkan kata-kata ini, rasanya diucapkan dalam
konteks politik. Jadi yang dimaksud ialah watak bangsa harus
dibangun. Tetapi ketika kata-kata ini diungkapkan oleh para pendidik,
dari Ki Hajar Dewantara hingga Mohammad Said, konteksnya adalah
pedagogik. Yang dimaksudkan ialah pendidikan watak untuk para siswa,
satu demi satu. Bagaimana cara mendidik anak di sekolah agar selain
menjadi pintar juga menjadi manusia berwatak?
Jika diuraikan seperti ini, masalah character building masih
merupakan suatu isu besar, bahkan amat besar. Semua kebobrokan yang
kita rasakan kini lahir dari tidak adanya watak yang cukup kokoh pada
diri kita bersama. Watak bangsa rapuh dan watak manusia Indonesia
mudah goyah. Saya kira jumlah orang yang jujur masih cukup banyak di
Indonesia, tetapi mereka tidak berdaya menghadapi kelompok kecil
manusia Indonesia yang korup, yang mempunyai kekuasaan atau
membonceng pada kekuasaan.

Saat ini begitu banyaknya kasus kekerasan,tawuran, maraknya gang,penggunaan narkoba,penyimpangan sexual,penyalahgunaan internet dll
Jadi apa yang salah dengan pendidikan watak kita? Banyak
sekali! “Pendidikan watak” diformulasikan menjadi pelajaran agama,
pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program
utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling-
paling mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif.
Padahal, pendidikan watak seharusnya membawa anak ke pengenalan nilai
secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke
pengamalan nilai secara nyata. Untuk sampai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu munculnya keinginan yang
sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut
conatio. Dan langkah untuk membimbing anak membulatkan tekad ini
disebut langkah konatif.

Jadi dalam pendidikan watak, urut-urutan langkah yang harus terjadi
ialah langkah pengenalan nilai secara kognitif, langkah memahami dan
menghayati nilai secara afektif, dan langkah pembentukan tekad secara
konatif. Ini trilogi klasik pendidikan. Oleh Ki Hajar diterjemahkan
dengan kata-kata cipta, rasa, karsa.

Berdasar analisis ini pendidikan watak pada dasarnya adalah
membimbing anak untuk secara sukarela mengikatkan diri pada nilai.
Rumusan Profesor Phenix ialah “voluntary personal commitment to
values”. Dilihat dari sudut ini tidak akan terlalu sukar untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan kita dalam menyelenggarakan pendidikan
watak.

Pelaksanaan

Kini, lihatlah cara kita melaksanakan pendidikan watak, terutama dari
segi evaluasi. Mengetahui kemajuan anak dalam aspek kognitif relatif
itu mudah. Nilai-nilai apa saja yang dikenal dan dipahami anak
mengenai berbagai hal dalam kehidupan? Nilai-nilai tentang pergaulan
sosial, tentang etos kerja, tentang kejujuran? Apa saja yang telah
diketahui dan dipahami anak tentang berbagai jenis nilai tadi?
Bagaimana mengevaluasi keberhasilan anak dalam mengenali dan memahami
nilai-nilai ini?
Jelas tidak dengan tes multiple choice (pilihan ganda) semata.
Bagaimana menilai kemajuan aspek afektif anak? Observasi dan catatan
hasil observasi adalah cara terbaik. Dan menilai kemajuan anak dalam
aspek praksis juga harus dilakukan dengan observasi yang sistematis.
Dilihat dari segi ini, kita tidak dapat menghindari kesan, pendidikan
watak di sekolah kita benar-benar amburadul. Saya mendapat kesan,
kita tidak sungguh-sungguh berusaha melaksanakan pendidikan watak.
Rupanya tidak ada tempat dalam kurikulum sekolah Indonesia untuk
melaksanakan pendidikan watak yang sebenarnya. Para guru bertanya,
untuk apa menghabiskan waktu dan tenaga untuk pendidikan watak? “Soal
watak kan tidak akan ditanyakan dalam ujian nasional!”

1 komentar:

klo watak pendidik nya saja tdk menjiwai tgsnya sbg guru pelita dlm kglpan bgmn nnt anak didik qt,so pendidikan watak mmng sangat penting dan seharusnya dinamkan sedini mungkin....

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More